Sabtu, 28 Mei 2016

Perlakuan Akuntansi untuk Organisasi Nirlaba

Oleh Redaksi PLPK

Organisasi Nirlaba adalah organisasi dimana tujuan utamanya bukan untuk mencari keuntungan (non profit oriented) tetapi tujuan utamanya melakukan pelayanan untuk masyarakat. Berbeda dengan organisasi bisnis. Tapi perlu diingat not-for-profit juga harus diartikan sebagai not-for-loss. Oleh karena itu, organisasi nirlaba selayaknya pun tidak mengalami defisit. Adapun bila organisasi nirlaba memperoleh surplus, maka surplus tersebut akan dikontribusikan kembali untuk pemenuhan kepentingan publik, dan bukan untuk memperkaya pemilik organisasi nirlaba tersebut.
Organisasi nirlaba dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
-          Instansi Pemerintah, dalam penerapan akuntansinya tunduk pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
-          Instansi Non-Pemerintah, dalam penerapan akuntansinya tunduk pada pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 45, tentang Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba.
Contoh organisasi nirlaba: Organisasi Zakat, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat), Rumah Sakit, Museum, Unmul juga termasuk organisasi nirlaba. Muncul pertanyaan organisasi nirlaba merupakan organisasi not for profit, lalu bagaimana organisasi ini memperoleh pendapatannya. Menurut PSAK No.45 bahwa organisasi nirlaba memperoleh sumber daya dari sumbangan para anggota dan para penyumbang lain yang tidak mengharapkan imbalan apapun dari organisasi tersebut. Misalkan hibah, sumbangan, dan lain-lain.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 45 tentang pelaporan keuangan organisasi nirlaba terdiri dari:
1.      Laporan posisi keuangan
2.      Laporan aktivitas
3.      Laporan arus kas
4.      CALK
Penjelasan :
1.      Laporan Posisi Keuangan              Aset, Liabilitas, dan Aset Netto
Ø  Aset (sisi sebelah kiri): disajikan berdasarkan tingkat likuiditas dari yang paling likuid yaitu Kas dan Setara Kas sampai dengan yang paling tidak likuid yaitu Aset Tetap
Ø  Liabilitas (sisi sebelah kanan): disajikan berdasarkan urutan jatuh temponya meliputi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang
Ø  Aset Netto (sisi sebelah kanan): merupakan selisih antara asset terhadap liabilitas yang mencerminkan seluruh sumber daya yang tersedia dan dimiliki secara independen pada suatu saat tertentu oleh organisasi tanpa terikat atau terikat temporer maupun permanen, asset netto (aktiva bersih) disajikan sesuai dengan urutan tidak terikat, terikat temporer dan terikat permanen
ü  Aset Netto Terikat, asset netto terikat terbagi menjadi dua yaitu asset netto terikat permanen dan       asset netto terikat temporer
-       Asset Netto Terikat Permanen adalah sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan secara permanen
Contoh: Tanah yang disumbangkan dengan tujuan untuk kegiatan operasional dan tidak untuk dijual.
-          Asset Netto Terikat Temporer merupakan sumber daya yang pembatasan penggunaannya dipertahankan sampai dengan periode tertentu atau sampai terpenuhinya keadaan tertentu.
Contoh: dana untuk ekspansi atau untuk membeli asset baru.
ü  Asset Netto Tidak Terikat merupakan asset netto selain dari asset netto permanen dan asset netto temporer yakni sumber daya yang penggunaannya tidak dibatasi oleh donator
Contoh laporan posisi keuangan organisasi nirlaba:

2.      Laporan Aktivitas
           Komponenlaporan aktivitas ada dua yaitu pendapatan dan biaya yang selisihnya merupakan asset netto bersih, (Pendapatan – Biaya = Asset Netto Bersih).

3.      Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar
Tiga sumber utama arus kas dalam laporan arus kas yaitu arus kas dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan arus kas dari aktivitas investasi.

4.      Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)
Catatan atas laporan keuangan (CALK) merupakan rincian atau penjelasan dari transaksi-transaksi yang terjadi dalam satu periode.

           Berbicara dengan organisasi nirlaba tidak terlepas dengan kata Silpa dan Sikpa. SiLPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Sedangkan SiKPA (Sisa Kurang Perhitungan Anggaran) jadi SiKPA merupakan selisih kurang realisasi penerimaan anggaran selama satu periode anggaran
contoh ilustrasinya adalah sebagai berikut :




SiLPA
(SiKPA)
realisasi penerimaan daerah tahun anggaran 2015 adalah Rp571 milyar sedangkan realisasi pengeluaran anggaran adalah Rp524 milyar,
Rp47.000.000.000

realisasi penerimaan daerah tahun anggaran 2015 adalah Rp524 milyar sedangkan realisasi pengeluaran anggaran adalah Rp571 milyar,

(Rp47.000.000.000)

Apakah laporan realisasi anggaran termasuk dalam laporan organisasi nirlaba ?  Jika mengacu pada PSAK 45, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) tidak masuk dalam laporan keuangan organisasi nirlaba, karena pada pernyataan PSAK 45 laporan keuangan organisasi nirlaba hanya terdiri dari 4 jenis laporan yaitu Laporan Posisi Keuangan, Laporan Aktivitas, Laporan Arus Kas dan CALK. Laporan realisasi anggaran biasanya digunakan untuk pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

0 comments:

Posting Komentar