Senin, 05 Januari 2015

KOMIK (Kajian Ekonomi-Akuntansi) "Kerugian Piutang"



KERUGIAN PIUTANG

Hai pembaca setia! Admin kembali akan memposting hasil KOMIK ‘Kajian Ekonomi-Akuntansi’ hari Rabu, 03 Desember 2014 mengenai kerugian piutang. Let’s check this out!

Kerugian piutang terjadi dikarenakan klien atau debitur tidak mau atau tidak mampu melaksanakan kewajibannya pada saat bangkrut,atau vailid.
`          
Untuk mencatat kerugian piutang dapat dilakukan dengan dua metode yaitu :
1.  metode penghapusan langsung
2.  metode penghapusan cadangan

1.       Metode Penghapusan Langsung (Direct Method)
Metode ini biasanya digunakan pada perusahaan-perusahaan yang berskala kecil atau dapat juga diterapkan pada perusahaan yang tidak dapat menaksirkan kerugian piutang usaha dengan tepat. Metode pencatatan ini langsung mengurangi piutang saat diketahui bahwa piutang sudah tidak bisa tertagih kembali.
Jurnal :
            Kerugian Piutang                                            xxx
                        Cadangan kerugian piutang                            xxx

2.       Metode Cadangan (Allowance Method)
Metode ini digunakan oleh perusahaan berskala besar, dimana perusahaan sudah membuat estimasi atau perkiraan mengenai kerugian piutang yang akan diterima akibat tidak dapat ditagih seluruhnya. Suatu estimasi dibuat menyangkut perkiraan piutang tak tertagih dari semua penjualan kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi ini dicatat sebagai beban dan pengurangan tidak langsung pada piutang usaha melalui kenaikan akun penyisihan dalam periode dimana penjualan itu dicatat. Metode penghapusan tidak langsung mencatat beban atas dasar estimasi dalam periode akuntansi dimana penjualan kredit dilakukan atau pada saat munculnya nilai piutang di neraca.
Beban piutang tak tertagih harus dicatat pada periode yang sama seperti penjualan untuk mendapatkan perbandingan yang tepat atas beban dan pendapatan serta untuk mendapatkan nilai yang tepat atas piutang. Walaupun menggunakan estimasi, persentase piutang yang tidak akan tertagih dapat diramalkan dari pengalaman masa lalu, kondisi penjualan berjalan dan analisis saldo piutang yang beredar.

            Dasar yang digunakan dalam menafsir piutang tak tertagih dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Pendekatan Laporan Laba.( Penjualan )
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak tertagih mendasarkan pada penjualan selama satu periode pelaporan. Untuk memperoleh jumlah taksiran biasanya dilakukan dengan cara mengalikan prosentase tertentu, dengan jumlah penjualan pada periode tersebut. Untuk memperoleh prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan cara menghitung perbandingan piutang yang tak tertagih atau yang dihapus dengan jumlah penjualan tahun lalu kemudian tinggal disesuaikan dengan periode yang berjalan. Secara logika piutang tak tertagihmuncul karena penjualan kredit, oleh karena itu akan lebih baik jika piutang tak tertagih dihitung dengan menggunakan dasar penjualan kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara penjualan kredit dan debit dapat menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk praktisnya prosentase piutang tak tertagih bisa menggunakan dasar jumlah penjualan periode berjalan.
Contoh: Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20.000.000,-. Berdasarkan pada pengalaman tahun-tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko piutang tak tertagih adalah 5% dari jumlah penjualan kredit, sehingga biaya piutang tak tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1.000.000,-  (5% x Rp 20.000.000,-). Jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran tersebut pada akhir tahun 2013 adalah:
Kerugian Piutang                                            Rp. 1.000.000
                        Cadangan Kerugian Piutang                                         Rp. 1.000.0000
 Laporan laba tidak memperhatikan saldo rekening cadangan piutang tak tertagih sebelum penyesuaian, meskipun mungkin ada sisa saldo pada rekening cadangan piutang tak tertagih yang berasal dari periode sebelumnya.

2. Pendekatan neraca atau laporan posisi keuangan
Pada pendekatan ini, cadangan piutang tak tertagih ditentukan dari saldo piutang akhir periode. Cara perhitungan yang bisa dilakukan ada 3 cara yaitu (a) Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikkan sampai presentase tertentu dari saldo piutang akhir periode, (b) taksiran piutang tak tertagih ditambah dengan presentase tertentu dari saldo piutang, dan (c) jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikkan hingga suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang.
 Contoh : Misalkan pada 31 Desember 2013 rekening piutang sebesar Rp 20.000.000,- dan rekening cadangan piutang tak tertagih menunjukkan saldo kredit sebesar Rp 250.000,-. Prosentase piutang tak tertagih ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang. Maka jumlah yang akan dicatat pada jurnal adalah sebesar Rp 1.000.000,- (5%x Rp 20.000.000,-) dikurangi jumlah sisa saldo pada rekening cadangan piutang tak tertagih (Rp 250.000,-) yaitu Rp 750.000,- dengan jurnal sebagai berikut.
Kerugian Piutang                                            Rp. 750.000
                        Cadangan Kerugian Piutang                                       Rp. 750.000
Cadangan yang seharusnya ada 5 % x Rp. 20.000.000 = Rp. 1.000.000
Sisa saldo cadangan                                                                Rp.   250.000
            Jumlah yang di tambahkan ke saldo cadangan           Rp.   750.000
Metode ini menghubungkan cadangan piutang tak tertagih dengan saldo piutang yang ada sehingga menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan dapat ditagih. Tapi jika melihat dari sudut pandang laporan laba rugi maka metode tidak dapat menunjukkan berapa taksiran piutang tak tertagih yang sebenarnya untuk periode ini, karena dalam perhitungannya dipengaruhi oleh perhitungan cadangan piutang tak tertagih periode sebelumnya.

Macam – macam jurnal dalam transaksi kerugian piutang
         Pencatatan Taksiran kerugian piutang :
Kerugian Piutang                                xxx
            Cadangan kerugian piutang                xxx
         Pencatatan penghapusan piutang tak tertagih :
cadangan kerugian piutang                 xxx
            piutang usaha                                      xxx
         Penerimaan kembali piutang yang telah dihapus :
Untuk hal ini kita membuat dua jurnal yaitu :
1.     Ayat jurnal untuk mencatat balik piutang yang telah dihapus sehingga tercatat kembali dalam pembukuan sebagai piutang
Piutang Usaha                                                 xxx
         Cadangan Kerugian Piutang                                  xxx

2.     Jurnal untuk mencatat penerimaan kas dari piutang yang telah dihapus
             Kas                                                                  xxx
           Piutang Usaha                                                        xxx

3 comments:

  1. Terima kasih pembahasannya, berguna sekali

    BalasHapus
  2. Saat kita menggunakan analisa umur piutang, untuk menentukan persentase kerugian dengan menggunakan data 5 tahun sebelumnya itu gimana caranya, ya?

    BalasHapus