Pasti kalian sudah tidak asing dengan Asean Economic
Community (AEC) atau biasa kita sebut Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang
diartikan sebagai bentuk integrasi ekonomi ASEAN, dimana semua negara yang
berada dikawasan Asia Tenggara menerapkan sistem perdagangan bebas. Sebenarnya
MEA telah disepakati dan telah lama disiapkan sejak KTT ASEAN pada tahun 1997
tetapi baru direalisasikan pada bulan Januari 2016. Tujuan dibentuknya
Masyarakat Ekonomi ASEAN itu sendiri adalah meningkatkan stabilitas
perekonomian di kawasan ASEAN. Berlandaskan
4 (empat) pilar yaitu MEA memiliki tujuan yaitu:
1) menjadikan ASEAN sebagai pasar tunggal produksi,
2) Menjadikan ASEAN kawasan yang kompetitif,
3) Menciptakan perekonomian kawasan ASEAN yang seimbang,
4) Integrasi ekonomi yang lebih global.
MEA tidak hanya membahas tentang perdagangan
bebas atau pasar modal, namun juga tentang pengeluaran barang, dan tenaga
kerja. Jika bicara soal MEA, apakah kalian yang merupakan masyarakat Indonesia
telah merasakan dampak itu atau bahkan belum sama sekali.
Penerapan
dan pengembanan MEA belum merata di Indonesia. Dikarenakan masih banyak
kalangan bawah dan bahkan orang tua
kitapun belum mengetahui apa dan bagaimana dampak dari MEA tersebut. Padahal
mereka sudah terjerumus dalam MEA. Terjerumus dalam hal melakukan suatu
aktivitas ekonomi yang merupakan salah satu kegiatan MEA contohnya orang-orang
daerah perbatasan yang alur pekerja dan alur barang masuk secara bebas dan
mereka hanya tau bahwa itu hanya sebuah aktivitas ekonomi mengirim dan membeli
barang padahal itu adalah salah satu
dampak kegiatan MEA.
Untuk dampak MEA akan terasa pada sektor
– sektor yang saling berinteraksi dengan MEA contohnya:
1.
Kawasan atau tempat yang cakupan industrinya besar dan memiliki potesi besar.
2.
Pada sektor-sektor kawasan ekonomi dan perusahaaan-perusahaan yang membutuhkan
SDM yang berkualitas untuk memperkerjakannya. Contohnya sektor UMKM yang ada di
jawa tengah yakni sektor ini sudah memperjual belikan barang-barang UMKM mereka
ke luar negeri misalnya produk mereka yaitu minuman carica dan gula semut.
Solusi dari pemerintah agar masyarakat mengetahui apa itu
MEA yaitu salah satunya dengan yaitu: Sosialisasi
dari pemerintah mungkin belum melakukan sosialisasi ke daerah-daerah pelosok
namun di Samarinda sudah ada sosialisasi tapi hanya dalam bidang pertanian.
MEA muncul, dikarenakan pemengang badan eksekutif yang
ada di ASEAN merasa bahwa ada peluang kekuatan ekonomi yang cukup di perhintungkan
bagi ASEAN. Khususnya di indonesia mulai dari SDA dan merupakan pasar yang
menjadi incaran negara-negara asing. Sebenarnya MEA sangat menguntugkan dan
sangat di idam-idamkan karena indonesia adalah lumbung emas SDA yang harus
dikelola. Akan tetapi, indonesia tidak cukup memiliki SDM yang bisa mengelola
SDA tersebut. Maka dari itu, bagi negara-negara asing yang memiliki SDM
yang berkualitas atau sektor modal
tetapi tidak memiliki SDA yang melimpah sangat menguntungkan bagi
mereka, karena mereka dapat menginvestasikan modal serta memperkerjakan tenaga
kerjanya di Indonesia. Presentasi pengusaha yang ada di sekitar ASEAN yaitu:
indonesia 1,6 %, singapura 7% , malaysia 5%, thailand 3%.
Melihat dari jumlah wirausahawan yang ada di
Indonesia. Sebenarnya, kita memiliki banyak wirausahawan tetapi itu hanya dari
skala kecil saja. Dikarenakan belum ada keberanian untuk mengekspor dan
kecenderungan yang lebih memilih menerima hasil, ketimbang menerima resiko.
Sebenarnya banyak masyarakat indonesia yang kreatif kemudian menghasilkan
produk-produk yang luar biasa tetapi sungkan mengembangkan potensi produknya
bukan karena ketidakmampuannya tapi karena tidak adanya modal. Investasi
dipermudah bagi investor untuk merangsang agar infrastruktur di indonesia itu
berjalan dengan lancar yang salah satunya itu pengendaliannya bekerjasama
dengan UMKM yang mana bila infrastruktur naik maka persaingan di MEA akan
semakin kompetitif.
Hambatan-
hambatan untuk MEA bagi indonesia:
·
Mutu barang
kurang berkualitas
·
Krangnya sektor industri
·
Kurang adanya peningkatan infrastruktur
·
Tenaga kerja yang
memiliki keterampilan yang rendah, pendidikan yang rendah, dan masih banyak
yang kurang menguasai bahasa asing.
Solusi untuk
hambatan – hambatan tersebut yaitu:
1.
Interpreuneurship
training agar pengusaha muda lebih menigkatkan usahanya. Apalagi sekarang
banyak sekali bisnis umkm yang menyajikan beberapa varian makanan.
2.
Memanfaaatkan
peluang – peluang yang ada. Karena peluang yang kita dapatkan itu lebih bagus
karena mengingat indonesia memiliki potensi SDA yang bagus maka dari itu
pemerintah meningkatkan mutu pendidikan agar SDM yang kita miliki berkualitas.
Apalagi ditambah dengan tidak ada adanya bea cukai. Jadi itu merupakan suatu
hal yang bisa dimanfaatkan.
3.
Para inverstor
harus bekerjasama dengan UMKM dalam bentuk pemberian modal.
4.
Meningkatkan
infrastruktur bangunan
5. Parawisata
Salah satu
solusi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bahwa salah satu strategi
yang akan diambil oleh indonesia dalam menghadapi MEA adalah:
o
Orang luar negeri
harus bisa berbahasa indonesia
o
harus memiliki
sertifikat lembaga yang diterbitkan pihak indonesia.
Sisi negatif
MEA yaitu pihak luar akan menginvestasi ke indonesia dan akan
mengeksploitasi SDA yang ada di indonesia dan daya saing yang semakin kuat.
Sisi positif untuk indonesa yaitu Dari indonesia dapat meberi
pajak kepada investor dan pajak tersebut akan menambah pendapatan negara dan
Terbukanya lapangan pekerjaan
Dengan adanya MEA daya saing antar negara ASEAN akan
semakin kuat untuk itu indonesia harus siap dan harus menigkatkan SDM agar SDA
dapat kita kelola sendiri dan indonesia tidak dapat diambil ahli oleh
negara-negara lain. Dan kita dapat menyaingi negara - negara ASEAN.
0 comments:
Posting Komentar